Bab 815
Bab 815
Selena mempererat genggaman tangannya pada si kecil ketika dia memikirkan bahwa dia bisa
membawa kesialan bagi orang–orang di sekitarnya.
Anak–anak ini, dengan susah payah dia temukan, kali ini tidak peduli berapa pun biayanya, dia akan
melindungi mereka dengan baik.
Begitu tahu mereka masih hidup saja sudah membuat Selena merasa lega.
Selanjutnya, Selena harus merawat tubuhnya dengan baik dan mencari tahu kebenaran secara diam-
diam.
Jika pembunuhnya tidak tertangkap selama sehari, Selena harus bersembunyi. Begitu Selena muncul,
kedua anaknya juga berada dalam bahaya.
Namun, yang salah bukanlah dia, lantas kenapa dia harus bersembunyi?
Selena tidak bersalah, kenapa harus terus–terusan menyembunyikan anaknya? Bersembunyi bagaikan
tikus jalanan.
Sialan, jelas–jelas si itu yang menjadi biang kerok, membuat pernikahannya hancur, membuat keluarganya hancur, membuat dia berpisah dengan anak–anaknya, membuatnya kehilangan segalanya.
Kematian Lian tidak akan pernah dilupakan Selena.
Selena bersumpah akan menemukan orang itu dan membalas seribu kali lipat penderitaan yang pernah
dia alami!
Harvey tidak terlalu bereaksi, “Maaf, aku sudah melanggar batas.”
Selena menahan kedinginan di seluruh tubuhnya, “Bukan masalahmu, tapi masalahku sendiri.”
Dia tidak ingin memberikan penjelasan apa pun. Makin sedikit interaksi, dia tidak akan merasa sedih
ketika berpisah nanti.
Satu–satunya hal yang tidak bisa diputuskan adalah hubungan keluarga.
Selena bertanya dengan suara pelan, “Kamu mau menemani Ibu makan?”
“Boleh.”
Si kecil menjawab dengan sangat cepat.
Selena mengulurkan tangan di depannya, sedangkan Luna dengan patuh meletakkan tangannya di
telapak tangannya.
Saat ini Selena merasa seperti sedang bermimpi. Dia dengan hati–hati memegang tangan Luna yang
begitu kecil dan lembut, bahkan tidak berani menggenggamnya terlalu keras.
Setelah menunggu begitu lama, akhimya Selena menemukan putri kandungnya.
Dia berjalan sangat lambat, lalu Harvey berinisiatif mendekat. “Nona, lebih baik aku papah kamu, aku
takut kamu jatuh.”
Kepala Selena masih pusing, jadi dia tidak menolak, Terima kasih.”
“Bukan masalah.”
Harvey menopang lengannya, berperan sebagai penopang gerakan Selena.
Saat ini Selena sepenuhnya fokus pada anaknya, dia sama sekali tidak memperhatikan tatapan Harvey
kepadanya.
Dia sedang menatap si kecil, tetapi Harvey sedang memperhatikan mereka berdua.
Meskipun mereka tidak boleh saling kenal mereka masih dianggap sebagai keluarga yang bersatu
kembali.
Luna mengangkat kepalanya, selain melihat wajah tenang Selena, dia juga melihat tatapan lembut dan
penuh sayang dari Harvey.
Si kecil mengucek mata, apakah dirinya salah melihat?
Dia merasa bahwa paman ini agak mirip dengan paman tampan itu.
Di pulau ini terdapat banyak persediaan. Selain makanan, juga terdapat banyak kue dan buah– buahan.
Selena merasa heran, bagaimana bisa ada begitu banyak buah segar di pulau ini?
“Apa tempat ini sangat makmur?* Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.
Harvey menjelaskan, “Ini pulau yang cukup eksklusif, nggak banyak orang yang tahu tentangnya saat ini. Setiap tahun ada beberapa turis berpengalaman yang datang, meskipun nggak sekomersial daerah lain, pulau ini juga sedang dibangun secara perlahan dengan tujuan menciptakan tempat wisata yang
populer di media sosial berikutnya.”
Selena kembali bertanya tentang lokasi geografis dan koordinat lintang bujur. Tidak heran dia merasa
aleak ternyata tidak jauh dari pulau pribadi Harvey.
Sebenarnya da book tahu, banyak buah–buahan, sayuran, dan makanan yang dibawa dari pulau kecil itu.
Nona kalau kamu ak ada urusan yang terlalu mendesak untuk kembali, aku sarankan ka
banyak-
banyak bersihat di pulau ini. Kendisi tubuhmu saat ini masih terlalu lemah.”