Bab 30
Bab 30
Bab 30 Kepulangan Finno
Vivin merasakan kepalanya berdenyut-denyut, dia menatap sekelompok wanita penasaran yang ada didepannya. Setelah berfikir sebentar, dia tidak menemukan pilihan lain selain mengatakan yang sebenarnya, “Yah, kurasa sudah saatnya aku mengatakan yang sesungguhnya. Akulah istri Finno. Itu seBabnya kami menggunakan cincin kawin yang sama.”
Seketika saja ruangan itu menjadi hening.
Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun.
Segera saja, semua orang tertawa terbahak-bahak.
“Ha..ha..!!Vivin, kamu sungguh sangat lucu!! Kamu benar-benar berpikir kamu adalah istri Finno!”
Vivin ikut tertawa juga dengan semua orang, tapi diam-diam dia merasa sangat lega.
Memang sih, dari pada menyangkalnya, aku lebih baik mengakuinya sebagai sebuah lelucon dan mencegah topik ini.
Namun, Vivin masih juga berpura-pura tidak bahagia. Kenapa kalian semua tertawa? Kalian tidak percaya padaku? Apa aku benar-benar seburuk itu?”
“Vivin, tentu saja, kamu tidak jelek.” Sarah tertawa terbahak-bahak sampai-sampai mengeluarkan air mata. “Tapi dia adalah Finno Normando! Dia itu seperti seseorang dari dunia yang berbeda. Sangat mustahil dia akan mau bergaul dengan orang-orang seperti kita.”
Vivin terkekeh pelan.Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.
Yah.Logikanya, memang Aku dan Finno berasal dari lingkungan yang berbeda. Hubungan kami menjadi begitu akrab karena situasi-situasi yang tidak terduga, seperti cincin yang sepertinya terlihat tidak cocok dijari Normando. Namun, tetap saja dia masih memakainya.
Memikirkannya, membuat suasana hati Vivin membaik. Vivin menyentilkan jari-jarinya di dahi Sarah, dia berkata, “Cukup. Pergi dan lakukan pekerjaanmu sekarang!”
“Kami sudah merevisi sketsanya, tinggal mencetaknya. Jadi sudah tidak ada yang harus kami kerjakan sekarang.”
Memang, tidak banyak yang harus dikerjakan hari ini. Itu seBabnya setelah Vivin duduk, dia menggulir Twitter karena bosan.
Baru saja dia masuk ke Twitter, dia melihat ‘Cincin Pernikahan Finno Normando’ berada paling atas dari trending topik.
Apa-apan ini? Bagaimana bisa berita seperti ini jadi trending topik? Orang-orang ini terlalu haus akan gosip.
Penasaran, Vivin mengklik di pencarian dan langsung melihat banyaknya postingan yang dibuat oleh para fangirl yang terlalu bersemangat.
Pak Normando benar-benar adalah pria terbaik di dunia! Aku tidak suka pria yang lain sekarang. Hanya dia satu-satunya cintaku!Siapa ibu Normando? Keluarlah dan ayok berkelahi denganku!Aku hanya ingin mengatakan kalau ukiran cincin kawin itu sungguh xxx. Aku membelinya juga sekarang! Ha ha ha! Cincinmu memiliki ukiran yang sama dengan pak Normando. Aku yakin sekarang itu akan jadi sangat populer.
Terhibur. Vivin terus membaca postingan para fangirl. Namun, saat matanya menangkap postingan tertentu, dia tercengang.
Pak Normando sangat jatuh cinta sekarang. Saat semua orang bersukacita atas istrinya, justru mantan pacarnya sedang merasa putus asa. Aku ingin tahu bagaimana perasaanya jika dia melihat ini dari Surga? Mantan Pacar? Di Surga?
Vivin dengan cepat mengklik akun tersebut dan melihat siapa yang mempostingnya. Namun, saat dia mengkliknya, orang tersebut sudah menghapus postingannya.
Merasa bimbang, Vivin bahkan tidak sempat memikirkannya ketika handphonenya berdering.
Itu pesan WhatsApp dari Finno.
Kaget, Vivin langsung membuka pesannya
[Aku akan pulang jam 6 sore ini. Ayo kita makan malam bersama]
Vivin bahkan tidak tahu kenapa tiba-tiba bibirnya tanpa sadar tersenyum saat dia membaca pesan dari Finno.
Dia sudah melupakan kecanggungan antara mereka sebelum Finno pergi. Sekarang, yang dia rasakan hanya sebuah penantian. Vivin tidak akan pulang kerumah yang kosong lagi.
Setelah sampai di penghujung waktu, Vivin bersiap-siap pulang dan memanggil taksi.
Ketika dia sudah sampai di Villa dan masuk kedalam rumah, dia melihat sosok yang sudah dikenalnya duduk di kursi roda.
Tiba-tiba saja dia merasa seperti telah menemukan kepingan puzzle yang hilang dalam kehidupan. sehari-harinya selama ini.
“Finno.” Setelah melepaskan sepatunya, dia berjalan ke ruang tamu dan memanggilnya. Finno berbalik.
Wajahnya terlihat tampan seperti biasanya. Walaupun dia baru saja melihatnya di layar komputer pagi tadi, sekarang ketika dia melihat Finno langsung, Vivin merasa semuanya seperti mimpi.
Disisi lain, ketika Finno menatap Vivin, dia merasa sangat lega, seolah-olah ada beban berat yang terangkat dari pundaknya.
Saat Vivin membalas pesan WhatsApp-nya, dia sudah berpikir kalau dia tidak akan mau makan malam dengannya karena apa yang sudah terjadi di malam itu.
“Kamu sudah pulang.” Meskipun Finno merasakan kelegaan, dia masih mempertahankan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya. “Muti sudah menyiapkan makan malam kita. Ayo kita
makan.”
Meskipun Vivin sangat berharap untuk bertemu dengan Finno, tapi ketika dia melihatnya, kejadian tidak menyenangkan yang terjadi dimalam sebelum dia pergi secara tiba-tiba muncul di benaknya. Merasa sedikit canggung, dia hanya bergumam sebelum akhirnya mengikuti Finno ke ruang makan.
Muti dan Lubis sangat memahami sekali. Menyadari bahwa Finno dan Vivin tidak bertemu. selama berhari-hari, mereka segera pergi setelah menyajikan hidangan di meja makan.